Rabu, 26 Desember 2012

Cerita Cinta

LOVE STORY
Kisah ini berawal dari pertemuan seorang wanita
dengan lelaki yang sama-sama sedang melaksanakan
sebuah kegiatan kemah. Jin itulah nama lelaki
sedangkan Sinta nama wanita tersebut. Mereka
berbeda sekolah tetapi karena memang kegiatan kemah
bakti tersebut dilaksakan secara serempak oleh semua
SMA maka mereka akhirnya sama-sama bertemu di
perkemahan tersebut.
Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya
cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi
bersama seluruh siswa, akhirnya tatapan-tatapan
kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai berani
mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat.
Tetapi belum berani untuk berkenalan, Jin hanya
tersenyum kecil jika lewat didepan Sinta. Akhirnya
setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar
senyum, mereka berkenalan.
"Hei, hari ini panas banget ya?"
"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah
gundul kali ya, makanya panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin.
Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat
singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin
dekat dari hari kehari.
Kemah sudah hampir satu minggu mereka laksanakan,
dan keduanya juga semakin akrab. Sampai akhirnya
mereka berdua harus terpisah karena kegiatan kemah
telah usai. Tetapi kemah berakhir atau tepatnya di
acara Malam Keakraban, Jin sengaja berada disamping
Sinta agar jika mereka tidak bertemu lagi, maka tidak
ada kesedihan karena rasa rindu.
"Sin, klo
kegiatan ini
udah kelar, kita
masih bisa
ketemu lagi ga
ya?" Tanya Jin.
"Aku juga ga
tau Jin, tetapi
klo emang kita
ga bisa ketemu
lagi, gimana?"
Jawab Sinta.
"Yang pasti aku
bakal
kehilangan
kamu banget"
Jin terlihat
sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan
kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka
akan segera kembali kerumah masing-masing.
Esok hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera
persiapan untuk pulang. Jin yang masih merasakan
sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak Sinta
untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa
terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah
kembali kerumah. Didekatinya Sinta yang saat itu
sedang mengepak pakaiannya.
"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.
"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan
mendekat ke Jin yang ada di luar camp.
"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin
mengatakan bahwa dia saya kepada Sinta. Akhirnya
mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena
Sinta ternyata juga menyukai Jin.
Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah,
mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang
langgeng nantinya.
============================================================================
Kegiatan camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan
Jin juga seperti biasa melakukan aktifitasnya masing-
masing dengan tetap saling menjaga komunikasi
mereka berdua.
Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah
main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang
tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.
"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin
"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan
melarang Jin membawa sesuatu.
"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta
yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah bonek
pink yang lucu.
Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan
untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp
mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk
menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.
Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu
dan bercanda bersama. Rasa sayang dan cinta
semakin dalam mereka rasakan satu sama lain.
Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau
tepatnya hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan
cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa
sebuah boneka tiap hari mereka bertemu.
Walaupun mereka berdua selalu bersama dan terlihat
bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan "Aku
Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa
semakin lama tidak nyaman karena hal tersebut.
Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata
kepada Jin.
"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"
"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat
kamu"
"Lho kok malah pulang"
Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau
mengatakan sayang kepada dirinya. Saat ditanya
sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai
terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius
sayang kepada dia ya?
Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari
ulang tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan
Sinta agar Jin bisa datang ke hari tesebut. Karena ini
merupakan hari yang sangat penting bagi dirinya, Sinta
berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise
yang sangat indah sepanjang hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat
selalu bahagia saat bersama dengan Jin.
"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"
"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"
"Oh"
Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab
kebahagiaan Sinta. Lalu tiba saatnya ulang tahun
Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu.
Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik,
Sinta menyambut semua tamu undangan yang pada
sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya
berlangsung pada sore hingga malam.
Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di
pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir
sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.
Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi
karena acara telah usai. Sinta semakin cemas dan
tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia
mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak
aktif.
Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu
Jin yang belum datang tersebut. Sembari berdoa dia
juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang tahunku?"
begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.
Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan
tidak menemukan Jin datang pada malam hari ulang
tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya
Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.
Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti
biasanya. Merasa aneh dan seakan masih kurang
percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia
akhirnya memutuskan untuk mampir kesekolah Jin
terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan?
ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman
wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu
sama lain. Sinta yang melihat pemandangan yang
menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan
marah kepada Jin.
"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"
"Si..Sinta?"
Dengan marah Sinta segera bergegas pergi
meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar
Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang
menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.
Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya
menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari pagi
sampai malam dia hanya menangis terus menerus
dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin
bersama dengan wanita lain.
Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta
mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji
tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin
sampai kapanpun.
Lalu selang beberapa jam, bel sepeda motor berbunyi
dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang
belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi
"Tolong kamu keluar sebentar Sinta, aku mau ngomong
sama kamu".
Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya
tidak menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin
yang saat itu berada diluar rumah.
"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku
hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.
"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan
nada lemah.
"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku
sakit seperti ini?!"
"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."
Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang
tidak biasanya boneka yang dia berikan kepada Sinta.
Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.
"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa
dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan
kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin,
dibuangnya kejalan boneka tersebut.
Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan
menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.
Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang
melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada
ditengah sedang mengambil boneka tersebut.
Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta
berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil tersebut menghempaskan tubuh Jin sampai
beberapa kilometer. Jin meninggal dunia seketika
karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta
seketika itu pingsan dan orang-orang yang berada
disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah
tidak bernyawa lagi.
Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan
kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk
selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena
dirinya lah yang menyebabkan kematian orang yang
paling dia sayangi.
Lalu sembari menangis, dia kembali mencoba
mengenang semua kenangan indah bersama dengan
Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air
mata, kamar yang penuh dengan boneka-boneka
pemberian Jin. Dengan bertambah sedih Sinta memeluk
boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..." "I
LOVE YOU..."
"hah?" Sinta kaget...
Dari perut boneka tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu
Sinta mulai memencet perut boneka lainnya lalu, "I
LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua
perut boneka pemberian dari Jin yang berjumlah 59
boneka tersebut. Semakin deras air mata Sinta,
"kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin
mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang
ia berikan kepadaku?"
Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan
merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada
dirinya sebelum jin meninggal. Dipencetnya pula perut
dari boneka tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara
Jin, dia mengatakan seperti ini"
"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari
ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta
kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini
bisa mewakili kata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi
ternyata kamu tidak pernah menyadarinya. Aku tahu
bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang perlu
kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir
hayatku"
Begitulah rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat
sebelum Jin kecelakaan dan merenggut dirinya. Sinta
menangis dan tidak pernah akan mendapatkan kembali
sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.
------------------------------------------ SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management